Sudah menjadi hal yang lumrah ketika ada yang memberi lalu orang yang diberi mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih tersebut adalah bentuk rasa syukur yang diucapkan dari penerima kepada si pemberi. Sama halnya dengan seorang manusia saat diberi oleh Allah Swt. berupa rizki yang begitu besar. Bentuk ucapan terima kasih yang telah di beri kepada manusia adalah dengan cara bersyukur. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim ayat 7)
Bersyukur juga merupakan bentuk rasa syukur yang luar biasa dari seorang hamba kepada Rabb-Nya, hal ini wajar karena seorang manusia sekaya apapun tidak akan pernah bisa membayar nikmat yang telah diberikan Allah Swt. kepada manusia. Nabi saw bersabda
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma’ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha.” (HR. Muslim No. 118)
Dari hadist tersebut dijelaskan bahwa ada hal yang patut untuk dibayar setiap hari oleh manusia berupa kenikmatan persendian di setiap ruas tulang. Tentu hadist tersebut bukan perintah yang wajib akan tetapi lebih kepada sunnah, hal ini sudah menjadi ijma ulama.
Namun, hal yang harus digarisbawahi pada hadis tersebut yakni berupa nikmat yang telah diberikan Allah Swt. yang harus disyukuri. Bentuk rasa syukur tersebut adalah beribadah lisan (berdzikir), ibadah badan (shalat), dan ibadah hati (ikhlas, sabar dll).
Rasa syukur inilah yang akan mendatangkan kemantapan hati, menghilangkan kegelisahan serta memunculkan rasa qanaah (rasa cukup) yang tinggi. Sehingga dalam kehidupannya dia tidak selalu melihat ke atas akan tetapi selalu melihat ke bawah. Para ulama memberikan nasihat kepada kita agar selalu melihat ke bawah dan ke atas. Melihat ke bawah maksudnya adalah masalah keduniaan, berapa pun nikmat yang telah Allah Swt. berikan kepada kita baik perihal pekerjaan, harta, kedudukan, serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah dunia, maka lihatlah kepada yang di bawah kamu. Bisa jadi semua hal yang diperoleh kita saat ini adalah harapan yang diinginkan sebagian orang. Contoh sederhana ketika punya motor misalnya, maka bersyukurlah akan nikmat tersebut karena banyak saudara kita yang masih memakai sepeda.
Begitu pula dengan yang punya sepeda, jangan merendahkan diri tetapi selalu bersyukur akan nikmat punya sepeda karena ada saudara kita yang punya kaki tapi tidak punya sepeda. Dan yang punya kaki juga harus bersyukur, selalu melihat ke bawah karena ada juga saudara kita yang menginginkan punya kaki, menginginkan bisa jalan-jalan, bisa berlari, bisa berolahraga. Dan yang tidak punya kaki harus bersyukur akan nikmat tersebut karena ada saudara kita yang telah lebih dahulu meninggalkan kita, mereka lebih dulu menuju alam kubur karena batas waktu mereka hidup di dunia sudah berakhir. Itulah contoh sederhana dari nasihat para ulama agar selalu melihat ke bawah ketika berurusan dengan dunia.
Sedangkan maksud agar selalu melihat ke atas yakni urusan akhirat atau lebih mudah urusan ibadah. Ketika kita hari ini bisa melaksanakan shalat lima waktu, maka lihatlah saudaramu yang dalam sehari bisa melaksanakan shalat lima waktu plus shalat sunnah rawatib. Mereka adalah orang-orang yang sebelum atau sesudah sehalat wajib melaksanakan shalat dua rakaat, tentu sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
Mengapa harus demikian, hal itu dimaksudkan agar diri kita selalu bersikap merendah dan menjadi termotivasi untuk mengamalkan ibadah tersebut. Contoh lain yang sudah hafal juz 30 misalnya, maka lihatlah kepada yang sudah hafal 30 juz agar lebih termotivasi kalau hafalan juz 30 masih sedikit, begitu pun seterusnya dengan urusan ibadah yang lain.
Pertanyaan selanjutnya bagi kita adalah, mengapa kita susah untuk bersyukur?
Jawaban yang paling mudah adalah karena kita selalu melihat ke atas perihal urusan duniawi. Kita mungkin pernah mengeluh perihal makanan misalnya, tidak mau makan karena nasinya keras atau lembek, tidak mau makan karena sayuran itu pahit, tidak mau makan karena ini dan itu. Padahal jika melihat ke negara-negara yang di bawah Indonesia, mereka mencari bahan pokok saja susah, harus berjalan berkilo-kilo meter agar bisa membeli, itu pun tidak banyak. Makan singkong seadanya, di masak atau tidak yang penting mereka makan. Bahkan dalam seminggu hanya makan 2 atau 3 kali saja. Belum lagi masalah air, sistem pendidikan, serta kekuasaan, yang jika di bandingkan dengan kita yang tinggal di Indonesia tidaklah terlalu buruk jika dibandingkan dengan mereka.
Maka dari itu, penting kiranya kita sebagai manusia bahkan yang lebih istimewa sebagai seorang muslim untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt. Adanya keluh kesah yang timbul di hati kita serta pikiran-pikiran yang mendatangkan prasangka yang buruk kepada Allah Swt. itu semua berasal dari hawa nafsu yang ditunggangi oleh setan.
Selalu ingat pesan nabi Muhammad Saw. kepada kita “barang siapa yang pada pagi harinya ada makanan (sarapan) maka dia telah mendapatkan dunia” (HR. Al-Jamaah)
Maa Syaa Allah…….. Baarakallahu Fiik….. Jazakallahu khair atas ilmunya yg utk selalu mengingatkan kpd diriku terutama dalam hal sekecil apapun utk sllu berdzikir, bersyukur, bershabar dan senantiasa ikhlash yg selalu dihadirkan yg memang itu merupakan yg sangat luar biasa sulit utk dilakukan hanya mudah dalam pengucapan…..
amin….