Setiap tahun ajaran baru, proses pembelajaran di lingkungan Pesantren pada semua jenjang selalu diawali dengan masa orientasi atau pengenalan lingkungan Pesantren kepada santri baru. Kegiatan ini biasanya dikenal dengan istilah “Masa Orientasi Pesantren” (MOP).

Dalam agama Islam, proses pengenalan antara satu saudara dengan saudara yang lain, biasanya disebut dengan istilah ta’aruf. Masa pengenalan tersebut, tentunya tidak secara otomatis kenal, harus ada proses pengenalan yang begitu panjang agar bisa kenal dan dekat dengan saudara muslim. Dalam beberapa riwayat, mulai dari para sahabat sampai kepada tabiin, ada rumusan yang begitu mudah, yaitu : Jika kamu ingin mengenal lebih jauh saudara kamu, maka ajaklah ia untuk safar/bepergian, maka dia akan mengeluarkan sifat asli. Disisi lain, ada ungkapan “Jika kamu ingin tahu karakter saudara kamu, maka bermalamlah/tidurlah di rumah saudara kamu selama tiga hari, maka kamu akan mengetahui sifatnya”.  Oleh sebab itu, adanya program Masa Orientasi Pesantren dimaksudkan agar proses pengenalan santri baru dengan saudara muslim, kakak kelas, dan tentunya dengan pesantren bisa menjadi lebih mudah.

Dasar landasan adanya proses ta’aruf / pengenalan antar sesama saudara muslim, pasti tidak terlepas dari Al-Qur’an dan as-Sunnah. Hal ini bertujuan agar semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik itu dalam bentuk ibadah atau dalam bentuk muamalah / kehidupan dunia bisa diridai oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 10 misalnya, 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati. Selain itu, nabi saw bersabda bahwa antar sesama muslim adalah bersaudara dan tidak mendzalimi (HR. Al-Bukhari No. 2443). Selama proses pengenalan tersebut, tentu tidak bisa semua kepala bisa satu frekuensi, atau sama dalam hal pemikiran, pendapat, visi misi dan lain-lain, hal ini wajar karena perbedaan tersebut merupakan fitrah dari setiap manusia. Bisa jadi ada teman yang latar belakang kehidupannya dipenuhi dengan ujian yang berat, ditinggal oleh kedua orang tuanya, atau bahkan bisa saja ada santri yang datang ke pesantren karena sifat malas. Sehingga orang tuanya menitipkan putra-putrinya ke pesantren. Dengan latar belakang setiap santri yang berbeda, maka biasanya akan ditemukan ciri khas yang berbeda pula, ada santri yang hanya seminggu langsung bisa beradaptasi, namun tidak sedikit juga ada santri yang baru bisa beradaptasi setelah beberapa bulan lamanya.

Pada saat nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah misalnya, ada sahabat yang dulu saat di Mekkah dalam keadaan hidup mapan, dimanja dan punya kedudukan yang mulia, tapi saat datang ke Madinah, dia hanya membawa keimanan dan kain yang melekat di badannya.  Ada juga sahabat yang menjadi pengusaha yang sukses, tapi semua fasilitas itu seakan-akan lenyap setelah hijrah. Ini adalah ujian dari Allah SWT, nabi Muhammad SAW menyatukan sahabat Muhajirin (dari Mekkah) dengan sahabat Ansar (asli Madinah). Proses persaudaraan ini berlaku sampai meninggal dunia, sehingga tidak heran jika ada sahabat yang meninggal dunia tapi karena sudah dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW maka biasanya ditanggung oleh sahabat yang masih hidup. Sungguh luar biasa, program pendidikan dari Rasulullah SAW, beliau tidak memandang ras, suku, bentuk rupa, harta, dan lain sebagainya, semuanya sama rata dan yang membedakan hanya ketakwaan di sisi Allah SWT saja.

Program pendidikan yang ada sekarang baik tingkat bawah sampai atas, semuanya berasal dari proses pendidikan dari Rasulullah SAW. Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an di surah al-Ahzab, bahwa segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah/ suri teladan. Namun, seiring berjalan waktu, banyak hal yang tidak ada di zaman Rasulullah SAW, tetapi sekarang ada. Misalnya saja belajar bahasa asing, di zaman nabi Saw, karena memang masih zaman perang, maka waktu untuk belajar  sangat minim sekali. Baru beberapa abad setelahnya yakni pada zaman Abbasiyah, belajar bahasa asing adalah hal yang mesti dilakukan, karena pada zaman itu adalah zaman keemasan saat semua bidang ilmu dikaji.

Pesantren Persatuan Islam mencoba memadukan keduanya, bahan ajar materi yang diajarkan hampir semuanya kembali kepada Ulama Klasik, hal ini bertujuan untuk memunculkan kembali khasanah keilmuan. Bukan hanya untuk mengambil manfaat dari para ulama dahulu, tapi bertujuan untuk memurnikan akidah, ibadah dan muamalah yang tentunya sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketika sudah sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka bisa dipastikan in sya Allah diridai oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Adapun faktor yang kedua, adalah dalam bidang ilmu dan teknologi. Sebagai lembaga pendidikan yang tidak ketinggalan zaman, tentunya para santri diajarkan dengan metode yang kontemporer/kekinian. Hal ini bertujuan agar bahan ajar materi bisa lebih mudah diserap oleh para santri. Pesantren Persatuan Islam 297 Cingambul mencoba membuat karakter santri agar  menjadi santri yang  kreatif dan cerdas, misalnya dalam bidang kebahasaan.

Maka dengan adanya kegiatan Masa Orientasi Pesantren (MOP) dan Dauroh Kebahasaan, para santri bisa mengenal lebih jauh tentang pesantren dan bisa bersaing di dunia ilmu dan teknologi, dalam bidang kebahasaan misalnya. Semoga program ini bisa berdampak positif bagi  pesantren, para santri dan tentunya juga masyarakat luas.

Program kegiatan tahunan ini,  biasanya melibatkan organisasi siswa. Jika di sekolah lain baik  Negri/Swasta misalnya, ada OSIS, maka di Pesantren Persatuan Islam  ada RG/UG (Rijalul Ghad/Umahatul Ghad). Pada acara MOP dan Dauroh Kebahasaan, taskil RG UG dilibatkan langsung secara menyeluruh. Mulai dari susunan kepanitiaan, agenda acara, menyusun jadwal pemateri dan lain-lain. Adapun dari pihak pesantren, bertanggung jawab penuh dari awal sampai akhir. Tentu hal ini bukan bertujuan untuk melepaskan semua kegiatan kepada siswa, tetapi justru ada pendidikannya, di antaranya adalah mendidik para santri agar lebih kreatif. Jadi proses pendidikan di kelas / terori, diamalkan langsung di program ini. Mereka bisa mendapatkan kebersamaan, persaudaraan, rasa tanggung jawab, kreatif dan lain-lain.

MOP dan Dauroh Kebahasaan, dilaksanakan mulai dari hari senin – kamis / 17 – 20 Juli 2023. Selama kegiatan berlangsung para santri hanya berlokasi di lingkungan sekolah saja. Adapun pada hari ke empat, RG/UG mengusulkan untuk kegiatan terakhir  dilaksanakan di luar. Usulan tersebut akhirnya mendapat persetujuan dari pihak pesantren. Berlokasi di Sukamantri, Mini Ranch menjadi destinasi wisata yang family freandly. Sesuai dengan namanya, peternakan mini yang di isi oleh sapi pedaging juga beberapa tempat bermain untuk anak. Sebagaimana telah direncanakan sebelumnya, tujuan utama datang ke lokasi tentunya tidak hanya untuk refresing habis melaksanakan kegiatan MOP dan dauroh , di lokasi tersebut diisi dengan kegiatan games yang diadakan oleh panitia RG/UG. Peserta santri MOP dan Dauroh Kebahasaan, diarahkan agar mereka happy, untuk melepas penat selama tiga hari ke belakang.

Setelah semua selesai, dari awal kegiatan sampai akhir acara, tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar atas keridhaan Allah SWT. Di samping itu, taskyil RG UG sebagai organisasi intra pesantren berkontribusi besar dalam menyukseskan acara ini. Jika dijalankan langsung oleh para asatidz, mungkin program acaranya  biasa saja, bahkan terkesan membosankan. Hal ini wajar, karena kegiatan keseharian para asatidz lebih sibuk dari santri. Dengan suksesnya acara MOP dan Dauroh Kebahasaan, pihak pesantren sebagai lembaga pendidikan mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, semoga tasykil RG UG 2022-2023 menjadi taskyil RG UG dalam urutan yang terbaik. Di akhir, penulis mengutip perkataan dr. Hiluluk (Fiksi) : “Kapan Seseorang Akan Mati? Ketika sebuah peluru dari sebuah pistol menembus jantungnya? Tidak. Ketika dia diserang oleh sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan? Tidak. Ketika dia memakan sebuah sup jamur beracun yang mematikan? Tidak. Seseorang mati, ketika orang-orang melupakannya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *